You are here: Home » Chapter 59 » Verse 1 » Translation
Sura 59
Aya 1

Chapter 59

The Banishmental-Ḥashr ( الحشر )

24 verses • revealed at Medinan

»The surah that mentions The Banishment, God’s expulsion, of the clan of Banū al-Naḍīr from their prodigious fortress-settlement near Medina, in the mustering it calls the first of its kind: for they had betrayed their covenant of mutual defence by aiding idolaters against monotheistic believers. It takes its name from the “banishment” or “gathering of forces” (ḥashr) of the Jewish tribe from Medina, which is mentioned in verse 2. The Banū al-Naḍīr, who originally agreed with the Prophet that they would fight neither for nor against him, yet, after the Meccan defeat of the Muslims in the Battle of Uḥud (year 3/625), made an alliance with the Meccans. They also tried to kill the Prophet while he was in their area. He asked them to leave and they agreed, but Ibn Ubayy, the head of the “hypocrites” of Medina, promised them that, if they fought the Muslims, he and his camp would fight with them (verse 11 ff.), and, if they had to leave Medina, he and his camp would leave with them. Because the Banū al-Naḍīr had repeatedly broken their agreements, the Muslims besieged them in Medina (in year 4/626), Ibn Ubayy did not keep his promise, and the Banū al-Naḍīr agreed to leave, some going to Syria and some to Khaybar. In this surah, God stresses that any gains were His doing and so should be distributed in accordance with His instructions (verse 6 ff.). The end of the surah, consequently, emphasizes obedience and awe towards God (verse 21 ff.).«

The surah is also known as Confrontation, Exile, The Fathering, The Gathering, The Gathering (of Forces), The Mustering

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Quraish Shihab: Surat ini dimulai dengan menyebut nama Allah--satu-satunya Tuhan yang berhak disembah--Yang memiliki seluruh sifat kesempurnaan dan tersucikan dari segala bentuk kekurangan. Dialah Pemilik rahmah (sifat kasih) yang tak habis-habisnya, Yang menganugerahkan segala macam kenikmatan, baik besar maupun kecil.

1
سَبَّحَ لِلَّهِ ما فِي السَّماواتِ وَما فِي الأَرضِ ۖ وَهُوَ العَزيزُ الحَكيمُ

Quraish Shihab

AL-HASYR (PENGUSIRAN) Pendahuluan: Madaniyyah, 24 ayat ~ Surat ini diawali dengan keterangan bahwa Allah disucikan dari semua sifat yang tidak pantas oleh segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Dia Mahaperkasa dan tidak terkalahkan, serta Mahabijaksana dalam setiap tindakan. Sebagian tanda keperkasaan dan kebijaksanaan-Nya itu adalah bencana yang terjadi pada Banû Nadlîr, salah satu kelompok Yahudi di Madinah. Mereka ini mula-mula melakukan perjanjian dengan Nabi saw. setelah peristiwa hijrah untuk tidak bersikap mendukung maupun melawan terhadap Rasulullah. Tetapi setelah kekalahan kaum Muslimin pada perang Uhud, mereka melanggar perjanjian itu dan bersekutu dengan suku Quraisy untuk memerangi Nabi saw. Maka serta merta mereka dikepung oleh kaum Muslimin di dalam benteng yang mereka perkirakan dapat melindungi mereka, dan akhirnya mereka diusir dari Madinah. Setelah itu surat ini menyinggung masalah hukum fay', yaitu harta yang dirampas dari orang kafir tanpa melalui perang dan tanpa melakukan serangan atau lainnya. Dalam surat ini disebutkan bahwa fay' itu diperuntukkan bagi Rasulullah, kaum kerabatnya, anak yatim, orang miskin, ibn sabîl, dan kaum fakir yang berhijrah dan diusir dari kampung halaman mereka. Selanjutnya surat ini berbicara masalah kaum Anshâr dan bagaimana mereka mendahulukan kepentingan kaum Muhâjirîn daripada diri mereka sendiri kendati mereka dalam keadaan membutuhkan. Surat ini juga mengalihkan perhatian kita kepada janji-janji kaum munafik kepada suku Banû Nadlîr dalam perkataan mereka, "Jika kalian diusir, kami pasti akan pergi bersama kalian. Dan jika kalian diperangi, kami pasti akan membela kalian" Kebohongan dan rayuan mereka ini kemudian dibeberkan oleh bagian surat selanjutnya. Setelah itu, surat ini mengingatkan kaum mukminin akan keharusan bertakwa kepada Allah dan menyiapkan bekal untuk masa depan--baik jangka pendek maupun jangka panjang--dan agar mereka jangan sampai seperti orang-orang yang berpaling dari Allah hingga dilupakan oleh diri mereka sendiri. Akhirnya surat ini ditutup dengan keterangan tentang tingginya kedudukan dan pengaruh al-Qur'ân. Kedudukan yang tinggi itu disebabkan karena yang menurunkannya adalah Allah, Tuhan yang tiada tuhan lain selain diri-Nya dan yang mempunyai al-asmâ' al-husnâ (nama-nama yang terbaik).
Allah disucikan dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya oleh semua yang ada di langit dan di bumi. Dia Mahaperkasa, tidak terkalahkan, lagi Mahabijaksana dalam mengatur dan berbuat.