Tetapi kalau Kami menganugerahkan kepadanya suatu nikmat setelah sebelumnya mengalami suatu kesusahan, ia malah berkata, "Lenyaplah sudah apa yang menyusahkanku, dan pasti tak akan kembali lagi." Hal itu, kemudian, membuatnya bergembira dengan meluap-luap dan terlalu membanggakan diri di hadapan orang lain. Akhirnya, ia pun lupa untuk bersyukur kepada Allah. Demikianlah halnya kebanyakan manusia: selalu terombang-ambing antara keputusasaan dan sifat membanggakan diri.